Pages

Selasa, 30 Oktober 2012

Obat Batuk

BAB IV
TUGAS KHUSUS
PENGGUNAAN OBAT BATUK PADA ANAK
4.1    Pendahuluan
4.1.1     Pengertian
Batuk adalah suatu refleks fisiologi pada keadaa sehat maupu sakit dan dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab. Refleks batuk umumnya diakibatkan oleh rangsangan dari selaput lendir saluran pernapasan, yang terletak di beberapa bagian di tenggorokan. Bagian ini sangat peka terhadap berbagai zat perangsang yang dapat mencetuskan batuk.
Karena rangsangan saluran pernapasan, maka terjadilah pengeluaran napas secara tiba-tiba dengan kekuatan besar, otot dalam dinding perut dan sekat rongga badan ditekan dengan tiba-tiba ke atas, sehingga angin yang dikeluarkan menggetarkan selaput  suara, maka terjadilah batuk. Maka dari itu Batuk bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari dahak, zat-zat perangsang asing, dan unsur infeksi. Dengan demikian batuk merupakan suatu mekanisme perlindungan.
Batuk juga merupakan  suatu penyakit yang dapat menyebabkan gejala yang serius di dalam paru-paru. Batuk yang  tidak berat biasanya  akan sembuh  tanpa menimbulkan  kerusakan yang permanen, tetapipenyakit tersebut tetap harus dicegah atau diatasi sedini mungkin. Pencegahan dan penyembuhan yang tepat sangat diperlukan, terutama pada anak-anak  karena mungkin adanya komplikasi dengan penyakit lain
4.1.2    Patofisiologi
Refleks batuk dapat timbul karena radang, alergi (asma), sebab-sebab mekanis (asap rokok, debu, tumor paru-paru), perubahan suhu yang mendadak, dan rangsangan kimiawi (gas, bau). Batuk terutama disebabkan oleh infeksi virus, misalnya virus salesma, influenza, dan juga oleh peradangan pada cabang dan hulu tenggorokan. Virus-virus ini dapat merusak mukosa saluran pernapasan sehingga menciptakan pintu masuk untuk infeksi virus dan kuman, misalnya Pneumococci dan Haemophilus. Batuk dapat mengakibatkan menjalarnya infeksi dari suatu paru-paru ke yang lain dan juga merupakan beban tambahan pada pasien yang menderita penyakit jantung. Batuk dapat juga akibat efek samping beberapa obat, gejala dari penyakit kanker paru-paru, penyakit tuberkulosa, penyakit asma, dan penyakit cacing pada anak-anak.

4.1.3    Jenis-Jenis Batuk
1.    Batuk Produktif atau Batuk Berdahak
 Batuk merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan fungsi mengeluarkan zat-zat asing (kuman, debu, dan sebagainya) dan dahak dari batang tenggorokan. Dahak ini terdapat di saluran pernafasan dengan bagian bawah (tenggorokan dan paru-paru). Maka  jenis batuk ini tidak boleh ditekan, tetapi kenyataannya batuk yang hebat dapat mengganggu tidur dan melelahkan pasien atau pun berbahaya, misalnya setelah pembedahan. Untuk mengurangi dan meringankan frekuensi batuk diberikan terapi simptomatis dengan obat-obat pereda batuk.
2.    Batuk Non-Produktif atau Batuk Kering
Batuk ini bersifat kering tanpa adanya dahak, seperti pada batuk rejan atau pada tumor. Tenggorokan terasa gatal, sehingga merangsang timbulnya  batuk. Batuk jenis ini tidak bermanfaat, maka haruslah dihentikan. Batuk ini disebabkan karena infeksi saluran pernafasan bagian atas seperti hidung dan tenggorokan. Namun pada beberapa kasus batuk ini juga bisa muncul karena infeksi saluran pernafasan bawah seperti bronchiolitis dan peradangan saluran udara kecil di paru-paru atau pneumonia, batuk ini bisa jadi memburuk ketika cuaca panas, saat berada di ruangan yang hangat atau panas.

4.1.4    Penggolongan Obat Batuk
Obat batuk dapat dibagi menurut titik kerjanya dalam dua golongan besar, yaitu :
1.    Zat-zat Sentral
Obat-obat ini menekan rangsangan batuk di pusat batuk yang terletak di sumsum lanjutan dan mungkin bekerja terhadap pusat saraf lebih tinggi di otak dengan efek menenangkan (sedatif). Zat-zat ini dibedakan antara zat-zat yang menimbulkan adiksi dan non-adiksi.
a.    Zat-zat adiktif
Yang termasuk zat-zat ini adalah candu dan kodein, zat ini termasuk kelompok obat opioid, yaitu zat yang memiliki sebagian sifat farmakologi dari opium atau morfin. Berhubungan obat ini mempunyai efek ketagihan (adiksi) maka penggunaanya harus hati-hati dan untuk jangka waktu yang singkat.
b.    Zat-zat non-adiktif
Yang termasuk zat-zat ini adalah noskapin, dekstrometorfan, pentoksiverin. Antihistamin juga termasuk, misalnya prometazin dan difenhidramin.
2.    Zat-zat Perifer
Obat-obat ini bekerja di perifer dan terbagi dalam beberapa kelompok yaitu :
a.    Ekspektoran
Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran pernapasan. Obat ini bekerja melalui suatu refleks dari lambung yang menstimulasi batuk. Sekresi dahak yang bersifat cair diperbanyak secara reflektoris atau dengan jalan efek langsung terhadap sel-sel kelenjar. Obat yang termasuk golongan ini adalah ammonium klorida, gliceryl guaiacolat, ipeka, dan minyak terbang.
b.    Mukolitik
Mukolitk ialah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran pernapasan dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum. Mukolitik memiliki gugus sulfhydryl bebas dan berdaya mengurangi kekentalan dahak dan mengeluarkannya. Mukolitik digunakan dengan efektif pada batuk dengan dahak yang kental sekali.
Zat-zat ini mempermudah pengeluaran dahak yang telah menjadi lebih encer melalui proses batuk atau dengan bantuan gerakan cilia dari epitel. Tetapi pada umumnya zat ini tidak berguna bila gerakan silia terganggu, misalnya pada perokok atau akibat infeksi. Obat-obat yang termasuk kelompok ini adalahasetilkarbosistein, mesna, bromheksin, danambroxol.
c.    Emoliensia
Memperlunak rangsangan batuk dan memperlicin tenggorokan agar tidak kering, serta memperlunak selaput lendir yang teriritasi. Zat-zat yang sering digunakan adalah sirup (thymi dan altheae), zat-zat lendir (infus carrageen), dan gula-gula, seperti drop (akar manis), permen, pastilles isap, dan sebagainya.

4.1.5    Pengobatan Batuk
Terapi batuk pertama hendaknya ditujukan pada mencari dan mengobati penyebabnya, misalnya pemberian antibiotik terhadap infeksi bakterial dari saluran pernapasan. Kemudian baru diberikan terapi simptomatif untuk meniadakan atau meringankan gejala batuk, dan harus dibedakan antara batuk produktif dan non-produktif.
Untuk batuk produktif dapat dilakukan pengobatan dengan menghirup uap air mendidih guna memperbanyak sekret yang diproduksi di tenggorokan, menggunakan zat-zat atau obat yang bersifat emolien, ekspektoran, dan mukolitik. Sedangkan untuk batuk kering atau non-produktif dapat menggunakan obat antitusiv dan antihistamin.

4.1.6    Mekanisme Kerja
1.    Ekspektoran, mekanisme kerjanya didasarkan stimulasi mukosa lambung dan selanjutnya secara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran napas lewat N-Vagus sehingga menurunkan viskositas dan mempermudah pengeluaran dahak.
2.    Mukolitik, mekanisme kerjanya merombak dan melarutkan dahak sehingga viskositasnya dikurangi dan pengeluarannya dipermudah.
3.    Antitusiva, mekanisme kerja dengan menekan rangsangan batuk di pusat muntah yang terletak di sum-sum lanjutan atau bekerja terhadap lebih tinggi di otak dengan efek menenangkan.

4.2    Evaluasi Penggunaan Obat Batuk Pada Anak
4.2.1    Obat-obat Batuk
1.    Kodein
Alkaloida ini memiliki sifat menyerupai morfin, tetapi efek analgetik dan  meredakan batuknya jauh lebih lemah, begitu pula efek depresinya terhadap pernapasan. Obat ini banyak digunakan sebagai pereda batuk dan penghilang rasa sakit. Sama dengan morfin kodein juga membebaskan histamin.
Resorpsinya dari usus jauh lebih baik dari pada morfin, dalam hati zat ini diuraikan menjadi norkodein dan 10% menjadi morfin yang mungkin memegang peranan efek analgetiknya. Metabolitnya diekskresikan sebagai glukuronida melalui kemih. Efek samping yang sering tead pada dosis biasa yaitu obstipasi, mual dan muntah, pusing, dan termangu-mangu. Pada anak kecil terjadi konvulsi dan depresi pernapasan.
Dosis sebagai pereda batuk dan analgetik 3-5 kali sehari 10-40 mg.
2.    Noskapin
Alkaloid ilmiah ini tidak memiliki rumus fenantren, seperti kodein dan morfin, melainkan termasuk kelompok benzilisokinolin. Efek meredakan batuknya tidak sekuat kodein tetapi tidak mengakibatkan depresi pernapasan atau obstipasi sedangkan efek sedatifnya dapat diabaikan. 
Noskapin tidak bersifat analgetik dan merupakan pembebas histamin yang kuat dengan efek bronchokonstriksi dan hipotensi pada dosis besar. Efek sampingnya berupa sakit kepala, reaksi kulit. Dosis oral 3-4 kali sehari 15-50 mg, maksimal 250 mg sehari.

3.    Dekstrometorfan
`    Derivat fenantren ini berkhasiat menekan batuk, yang sama khasiatnya dengan kodein tetapi bertahan lebih lama dan tidak bersifat analgetik, sedatif, dan adiktif. Berbeda dengan kodein zat ini jarang menimbulkan kantuk atau gangguan saluran cerna. Dalam dosis terapi dekstrometorfan tidak menghambat aktivitas silia bronkus dan efek antitusifnya bertahan 5-6 jam.
Toksisitas zat ini rendah sekali  tetapi dosis sangat tinggi mungkin menimbulkan depresi napas. Efek samping ringan dan terbatas, seperti mengantuk, termangu-mangu, pusing, nyeri kepala, dan gangguan lambung usus. Dekstrometorfan tersedia dalam bentuk tablet 10 mg dan sirop dengan kadar 10 mg dan 15mg/5 ml. Dosis oral 10-20 mg diberikan 3-4 kali sehari, anak-anak 2-6 tahun 3-4 kali sehari 8 mg, 6-12 tahun 3-4 kali 15 mg.
4.    Difenhidramin
Sebagai zat antihistamin persenyawaan ini bersifat hipnotip-sedatif dan dengan demikian meredakan rangsangan batuk. Pada bayi dapat menimbulkan perangsangan paradoksal, misalnya mengeringnya selaput lendir karena efek antikolinergiknya. Dosis yang diberikan 3-4 kali sehari 25-50 mg.


5.    Prometazin
Derivat fenotiazin ini sebagai antihistamin berdaya meredakan rangsangan batuk akibat sifat sedatif dan kolinergiknya yang kuat. Obat ini terutama digunakan pada batuk malam yang menggelitik pada anak-anak. Obat ini tidak boleh diberikan pada anak-anak dibawah 1 tahun karena dapat menimbulkan depresi pernapasan dan kematian mendadak.
Efek samping antikolinergiknya dapat menyebabkan gangguan buang air kecil dan akomodasi pada manula. Dosis 3 kali sehari 25-50 mg, anak-anak diatas 1 tahun 2-4 kali sehari 0,2 mg/kg.
6.    Asetilsistein
Derivat dari asam amino alamiah sistein ini bekhasiat mencairkan dahak yang liat dengan jalan memutuskan jembatan disulfida, sehingga rantai panjang antara mukoprotein-mukoprotein panjang terbuka dan lebih mudah dikeluarkan melalui batuk. Obat ini diberikan secara inhalasi atau obat tetes hidung. Aktivitas mukolitik terbesar antara pH 7-9. Setelah inhalasi sputum menjadi encer dalam waktu 1 menit dan efek maksimal dicapai dalam waktu 5-10 menit.
Asetilsistein juga mampu memperbaiki gerakan bulu getar (cilia) dan membantu efek antibiotik. Resorpsinya pesat, seperti semua asam amino distribusinya dalam tubuh baik dengan mencapai kadar tinggi, antara lain di saluran pernapasan dan sekret bronchi. Dalam hati zat ini diubah menjadi sistein, sistin, dan taurin, sedangkan ekskresinya berlangsung melalui kemih.
Efek samping yang sering terjadi adalah mual dan muntah, spasme bronkus terutama pada pasien asma, dan terbentuknya sekret berlebihan sehingga perlu di sedot. Obat ini tidak boleh diberikan bila tidak tersedia alat penyedot lendir napas. Dosis yang diberikan 3-6 kali sehari 200 mg, anak-anak 2-7 tahun 2 kali sehari 200 mg, anak dibawah 2 tahun 2 kali sehari 100 mg.
7.    Bromheksin
Bromheksin ialah derivat sikloheksil yang berkhasiat mukolitik pada dosis yang cukup tinggi. Obat ini digunakan di bronkus secara lokal untuk mempermudah pengeluaran dahak dengan mengurangi viskositas denganjalan depolimerisasi serat mukopolisaccharidanya. Bila digunakan inhalasi efeknya tampak setelah 20 menit. Sedangkan bila dipakai oral efeknya setelah beberapa hari dengan berkurangnya rangsangan batuk.
Dalam hati zat ini dirombak menjadi metabolit aktif ambroksol yang juga digunakan sebagai mukolitik. Efek samping berupa gangguan saluran cerna, perasaan pusing, dan berkeringat. Pada inhalasi dapat terjadi bronchokontriksi.Dalam hati zat ini dirombak menjadi metabolit aktif ambroksol yang juga digunakan sebagai mukolitik. Efek samping berupa gangguan saluran cerna, perasaan pusing, dan berkeringat. Pada inhalasi dapat terjadi bronchokontriksi ringan. Dosis yang diberikan 3-4 kali sehari 8-16 mg, anak-anak 3 kali sehari 1,6-8 mg.
8.    Ambroxol
Ambroksol merupakan suatu metabolit bromheksin yang penggunaan dan cara kerjanya sama. Ambroksol merupakan zat mukolitik yang berkhasiat mukokinetik dan sekretolitik, dengan mengeluarkan sekret yang kental dari kelenjar mokusa dalam saluran pernafasan. Ambroksol mempunyai tolerabilitas yang baik sehingga dapat digunakan untuk jangka waktu panjang.
Efek samping yang mungkin terjadi yaitu gastrointestinal dan reaksi alergi.
9.    Amoniumklorida
Obat ini bersifat asam, ammonium klorida jarang digunakan sendiri sebagai ekspektoran tetapi biasanya dikombinasi dengan dengan ekspektoran lain atau antitusif . ammonium klorida dalam dosis besar dapat menyebabkan acidosis metabolik, yaitu kelebihan asam dalam darah. Keasaman darah merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi napas meningkat dan gerakan bulu getar (cilia) disaluran napas di stimulasi sehingga sekresi dahak meningkat. Maka senyawa ini sering digunakan dalam sediaan sirop batuk.
Efek samping terjadi pada dosis tinggi berupa acidosis dan gangguan lambung, seperti mual dan muntah karena sifatnya yang merangsang mukosa. Dosis yang diberikan 3-4 kali sehari 100-150 mg. Maksimum 3 g sehari.
10.    Gliceryl Guaiacolat
Penggunaan obat ini hanya didasarkan kesan subjektif pasien dan dokter. Efek samping obat yang timbul pada dosis besar berupa kantuk, mual dan muntah. Dosis yang dianjurkan 2-4 kali sehari 200-400 mg.
11.    Guaifenesin
Guiafenesin merupakan derivat guaiakol yang banyak digunakan sebagai ekspektoran dalam bermacam-macam sediaan batuk. Pada dosis tinggi bekerja merelaksasi otot. Dosis yang dianjurkan 4-6 kali sehari 100-200 mg.

4.2.2    Obat-obat Batuk yang Dianalisis di Apotek Asri
A.    Ambroxol (Lapimuc, efexol drop, mucopect drop)
1.    Indikasi
Untuk penyakit saluran pernapasan aktif dan kronis yang disertai dengan sekresi bronkial yang abnormal, terutama dalam keadaan bronkitis kronik, bronkitis asmatik, asma bronkial yang memburuk.
2.    Cara Kerja
a.    Memperlancar pengeluaran sekret yang kental darikelenjar mukosa dalam saluran pernapasan  sehingga melegakan pernapasan.
b.    Mengurangi batuk dan volume dahak sehingga sekresi lendir akan menjadi normal kembali.
3.    Efek Samping
Gasintrostinal yang ringan dann reaksi alergi.
4.    Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap ambroxol.

B.    Dextrometorphan HBr (lacoldin)
1.    Indikasi
Meringankan gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin yang disertai batuk.
2.    Cara Kerja
Dextrometorphan merupakan antitusif non narkotik penekan batuk non opiate yang bekerja secara sentral dengan jalan meningkatkan ambang rangsang refleks batuk. Dextromethorphan disbsorpsi dengan baik melalui saluran cerna, dimetabolisme dalam hati dan diekskresi melalui ginjal dalam bentuk tidak berubah ataupun bentuk demilated morfinon.
3.     Efek Samping
a.    Mengantuk, gangguan pencernaan, gangguan psikomotor, takikardia, aritmia, dan mulut kering.
b.    Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan hati.

4.     Interaksi Obat
Penggunaan bersama antidepresan tipe penghambat MAO dapat mengakibatkan hipertensi
C.    Guaifenesin (Comtusi, lasal)
1.    Indikasi
Untuk meringankan gejala batuk karena alergi dan batuk berdahak.
2.    Cara Kerja
Bekerja dengan membantun mengeluarkan dahak dengan cara mencairkan sekret bronkhi.
3.    Efek Samping
a.    Mengantuk, pusing, sakit kepala, mual, muntah dan diare.



4.    Dosis
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 40 kg (umur > 12 tahun) 4 kali sehari 2 sendok takar (10 ml).

D.    Glyceryl Guaiacolate(Transpulmin)
1.    Indikasi
Pengobatan simptomatik batuk yang produktif akibat alergi atau etiologi lainnya.
2.    Cara Kerja
Mencairkan mukus yang kental dan dengan mudah dikeluarkan melalui batuk.
3.    Efek Samping
Menyebabkan mengantuk, pusing, mulut kering, penglihatan kabur, muntah, keresahan, insomnia dan takikardia.
4.    Dosis
Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 3-4 kali sehari 2 sendok takar.
Anak-anak 6-12 tahun : 2-3 kali sehari, 2 sendok takar
Anak-anak 2-6 tahun : 2-4 kali sehari, 2 sendok takar


E.    Codein
1.    Indikasi
Antitusiv, analgetik,
2.    Cara Kerja
Codeinmerupakan analgesic agonisopoid.Efekkodeinterjadiapabilakodeinberikatansecaraagonisdenganreseptoropiod di berbagaitempat di susunansarafpusat.Efek analgesic codeintergantungafinitascodeinterhadapreseptor opioid tersebut.Codeindapatmeningkatkanambang rasa nyeridanmengubahreaksi yang timbul di korteksserebripadawaktupersepsinyeriditerimadari thalamus.Codeinjugamerupakanantitusiv yang bekerjapadasusunansarafpusatdenganmenekanpusatbatuk.
3.    EfekSamping
a. Dapatmenimbulkanketergantungan
b. Mual, muntah, idiosintrasi, pusingdansembelit
c. Depresipernapasanterutamapadapenderitaasma
d. Depresijantungdansyok
4.    Dosis
Dewasa : 10-20 mg, tiap 4-6 jam sesuaikebutuhan, maksimum 60 mg/hari
Anak : 6-12 tahun 5-10 mg, tipa 4-6 jam maksimum 60 mg/hari
Anak : 2-6 tahun 1 mg/kg BB/hari dalam dosis terbagi, maksimum 30 mg/hari. Sebagai antitusiv tidak dianjurkan untuk anak dibawah 2 tahun.

4.2.1    Tabel Obat Batuk di Apotek Asri

No   
Nama Obat   
Bentuk Sediaan
1
    Ambroksol    Tablet
Drop
2    Dextrometorphan    Tablet
Syrup
3    Guaifenesin    Syrup
4    GlycerylGuaiacolate    Syrup
5    Codein    Tablet

4.2.2    Tabel Penggunaan Obat Batuk Selama Bulan Juli 2012
No    NamaObat    Bentuk Sediaan    Banyak Obat Yang Keluar    Persentase

1   
Ambroxol    Tablet    2093    85, 60 %
        Syrup    -    -
        Drop    1    100 %

2   
Dextromethorphan    Tablet    132    5, 39 %
        Syrup    72    21, 8 %
        Drop    -    -

3   
Guaifenesin    Tablet    -    -
        Syrup    258    56, 93 %
        Drop    -    -

4   
GlycerylGuaiacolat    Tablet    -    -
        Syrup    70    21, 2 %
        Drop    -    -

5   
Codein 10 mg    Tablet    58    2, 37 %
        Syrup    -    -
        Drop    -    -

6   
Codein 20 mg    Tablet     162    6, 62 %
        Syrup     -    -
        Drop    -    -

4.2.3 Grafik Penggunaan Obat Batuk Selama Bulan Juli 2012







4.3    Pembahasan
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa obat batuk sediaan tablet yang paling banyak keluar adalah Ambroxol dengan persentase 85,60 %, hal ini dikarenakan ambroxol secara farmakologi termasuk golongan mukolitik yang efektif untuk batuk berdahak dengan mekanisme kerja merombak viscositas secret sehingga pengeluaran dahak akan dipermudah. Serta efek samping yang relative ringan yaitu berupa gastrointestinal yang dapat dicegah dengan diberikan sesudah makan dan efek samping lainnya yaitu berupa reaksi alergi. Selanjutnya obat batuk yang banyak keluar adalah Codein 20 mg dengan persentase 6,62 %, obat ini sering digunakan untuk meredakan batuk dan untuk menghilangkan rasa sakit dengan mekanisme kerja menekan rangsangan batuk di pusat batuk yang terletak di sum sum lanjutan dan mungkin juga bekerja terhadap saraf yang lebih tinggi dengan efek menenangkan. Serta efek samping yang sering terjadi berupa obstipasi, mual muntah, pusing, dan termangu-mangu, pada anak kecil dapat terjadi konvulsi dan depresi pernapasan. Dosis yang biasa diberikan 10-20 mg. Setelah itu di ikuti oleh Dextromethorphan dengan persentase 5,39 % yang merupakan derivate fenantren dengan menekan pusat batuk di otak. Dextromethorphan sering digunakan untuk batuk kering atau tidak berdahak serta efek samping obat yang relative ringan dibanding dengan codein yaitu berupa gangguan lambung usus, nyeri kepala, dan mengantuk. Sedangkan untuk guaifenesin dan glicerylguaiacolat tidak keluar karena di Apotek Asri hanya tersedia syrup.

Untuk obat batuk sediaan syrup yang paling banyak keluar dilihat dari data diatas adalah Guaifenesin dengan persentase 56,39 %, ini dikarenakan guaifenesin merupakan golongan ekspektoran derivate guaiacol yang efektif untuk batuk berdahak dengan mekanisme kerja mencairkan secret di bronchi. Efek samping obat ini relative ringan yaitu berupa sakit kepala, mual muntah, serta diare. Selanjutnya obat yang banyak keluar adalah dextromethorphan dengan persentase 21,8 %, yang efektif untuk batuk kering atau tidak berdahak sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya dengan mekanisme kerja berdasar peningkatan ambang rangsang batuk di otak. Sedangkan obat dengan persentase paling kecil adalah glicerylguaiacolat yaitu 21,2 %. Obat ini efektif untuk pengobatan simptomatif batuk yang produktif dengan mekanisme kerja mencairkan mucus yang kental sehingga dapat dikeluarkan melalui batuk.
Obat batuk sediaan drop yang terdapat di Apotek Asri adalah ambroxol, sedangkan untuk obat yang lainnya tidak tersedia dalam sediaan drop.
4.4    Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa obat batuk sediaan tablet yang paling banyak keluar adalah Ambroxol, untuk sediaan syrup yaitu guaifenesin, sedangkan untuk sediaan drop ialah Ambroxol

23 komentar:



  1. Artikelnya sangat menarik , dan setelah saya baca cukup bagus .. saya suka dengan artikel yang anda tulis ..dan saya juga ingin meminta ijin untuk menempelkan link kesehatan seputar penyakit maag . terimakasih

    Makanan Yang Baik Untuk Penderita Maag Kronis
    Apakah Penyakit Maag Kronis Bisa Disembuhkan
    Pantangan Makanan Untuk Penderita Maag kronis
    Apa Bahaya Penyakit Maag Kronis
    Ciri Ciri Orang Terkena Penyakit Maag Kronis

    BalasHapus
  2. I am really interested in everything that you inform in this artike, success continues to create the website
    Air Kencing Bau Amis Pertanda Penyakit ISK
    Ciri Ciri Mata Katarak
    Cara Mencegah Kanker Usus Secara Alami

    BalasHapus
  3. Thank you very much for the information you submit on this occasion.
    Cara Menyembuhkan Paru Interstisial Secara Alami

    BalasHapus
  4. Thank you for our good cooperation, hopefully it can be even better.
    Bahaya Kista Ginjal

    BalasHapus
  5. I really like the articles you make. always success

    Oplosan Essen Galatama Ikan Mas

    BalasHapus
  6. Thank you for the information you convey. Let's see our website.

    Resep Umpan Ikan Patin Babon

    BalasHapus
  7. Your article is very helpful, let's also see our website.

    Essen Oplosan Ikan Nilem Terupdate 2019

    BalasHapus
  8. Thank you for the very useful information. Also visit our website.

    Trik dan Teknik Jitu Mancing Ikan Nila

    BalasHapus
  9. Bait is the key to the successful entanglement of fish in the hook when fishing.

    Umpan Pelet Serbuk Ikan Nila

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll

About